Bersyukurlah
Oleh:
Imam Safii
Aku
dulu berpikir betapa bahagianya ketika memiliki computer. Banyak hal yang
inginku lakukan dengan benda kotak berwarna hitam ini, mulai dari browsing
membaca info info terbaru, mendengarkan musik, belajar ngetik 10 jari, menulis
banyak karya tulis ilmiah sebanyak banyaknya dan masih banyak lagi. Seiring
berjalannya waktu semua hal positif yang ingin kulakukan dengan computer ini
terkikis dengan hal hal yang tidak penting lainnya, aku lebih banyak main game,
bermain media social yang tidak penting, malas, sibuk yang tak seberapa menjadi
penghalangku untuk belajar. Alhasil aku sadar dengan kebiasan tidak baik yang
aku lakukan, aku harus bisa mengembalikan niat awalku memiliki computer,
belajar dan belajar.
Beberapa
tahun berlalu aku tambah sadar, ketika aku melihat salah seorang teman yang bernama
lutfiyah sangat pintar desain menurutku, menggunakan salah satu aplikasi
photosop. Aku baru menyesal kenapa aku yang memiliki computer tidak mempelajarinya,
dan memanfaatkan dengan baik semaksimal mungkin. Okelah tidak ada kata
terlambat aku masih bisa mempelajarinya meskipun kalah jauh dengan temanku yang
sudah jago bin mahir menggunakan aplikasi photosop.
Suatu
ketika di kantin kampus aku sedang mendapatinya duduk sendirian, tanpa berpikir
panjang aku menghampirinya, dan duduk di bangku kosong yang ada di depannya.
Aku menyapanya, “hei lagi nunggu siapa?” sapaku. “Eh enggak lagi duduk aja”
jawabnya dengan pandangannya yang tetap fokus ke layar laptop di depannya yang
berada di bangku kantin. Sepertinya dia tidak begitu menghiraukan sapaanku.
Akhirnya dengan rasa penasaran aku intip layar laptopnya, dan ternyata seperti
biasa dia sedang serius menggunakan aplikasi photoshopnya. Entah apa yang
didesainnya. Okelah mungkin dia sedang sibuk. Dengan nada penasaran aku
melemparkan pertanyaan ke temanku yang jago photoshop ini, “Kamu belajar dimana
ko pinter banget menggunakan photoshop”. “nggak aku otodidak sambil lihat
tutorial di you tube” jawabnya sambil tersenyum. “Hebat dengan modal otodidak
bisa jago menggunakan photoshop”. Jawabku memujinya. Aku jadi merasa
mengganggunya yang sedang serius menggunakan photoshop.
Merasa
termotivasi dengan temanku ini, masak dia bisa aku enggak! Apa mungkin memang
karena pengertian maksimal bagiku terlampau tinggi. Entah jangan jangan masih
sangat rendah. Lalu menapaki waktu yang terus berlalu akhirnya aku bisa sedikit
demi sedikit menggunakan aplikasi photosop, meskipun belum mahir seperti
kawanku.
Satu
hal yang sangat memotivasiku dengan computer, aku berpikir bisa membuat karya
tulis ilmiah yang sangat banyak, namun apa yang terjadi ketika aku berhadapan
dengan computer lagi-lagi penyakit lamaku kambuh, main game atau tidak ada ide
yang mau menulis. Iya tidak ada ide dan malas memang beda tipis, hanya terpisah
dengan sehelai kain yang nerawang. Seperti pakaian pakaian kekinian. Hehe
Sejauh
ini aku hanya bisa sukses mempelajari ngetik 10 jari, karena memang dulu aku
jurusan administrasi di SMK dan bisa ngetik 10 jari merupakan syarat wajib bagi
siswa administrasi. Namun hei! Memang benar, betapa aku tidak mengamalkan apa
yang dimaksud bersyukur. Aku selalu kurang. Tak pernah puas. Inilah kodrat
manusia. Namun bukankah masih mampu menepisnya. Seharusnya aku bisa bersyukur
dengan apa yang sudah aku capai dan miliki. Punya computer meskipun belum
menggunakan dengan maksimal, bisa ngetik 10 jari dan menggunakan aplikasi yang
menurutku sangat rumit yaitu photosop. Bersykur adalah jalan terbaik.
Tahukan
kita, diri kita dan apapun yang kita miliki adalah yang terbaik untuk kita,
bukan untuk orang lain. Apa yang dimiliki orang lain itulah yang terbaik untuk mereka,
bukan untuk kita. Seandainya kita paham konsep kecil ini, kita tidak perlu iri
hati. Sayangnya diantara kita, saling membandingkan lalu menyakiti diri sendiri.
Tahukah kita, waktu kita tidak banyak. Sayangnya, diantara kita banyak yang
lupa waktu. Akupun begitu.
Salah
satu tulisan yang sering dikirim oleh
salah satu Ustadz di lingkunganku melalui aplikasi whatshap. Tulisan ini rutin
dikirim tiap hari diwaktu pagi, sehingga tulisan ini bernama “sejenak pagi”.
Isinya sangat bagus menurutku, berisi tentang motivasi hidup yang dihias atau
ditimpuli ayat-ayat al-quran dan hadits. Salah satu kiriman yang sempat saya
terima “setiap orang berjalan dengan kodratnya masing-masing presiden Obama pensiun
dari kursi kepresidenannya berumur 45 tahun. Donal Trump baru jadi presiden Amerika
Serikat ketika umur 50 tahun”. Ya, setiap orang memang berjalan sesuai
kodratnya masing-masing, kita tidak perlu iri dan repot dengan apa yang telah
dicapai dan dimiliki orang lain. Yang hanya bisa kita lakukan adalah bersyukur,
dengan apa yang kita miliki saat ini. bersyukur, bersyukur dan bersyukur.
Oleh
sebab itu, jika kita ingin memperoleh kebahagiaan dalam hidup, bersykurlah.
Dengan bersyukur, kita akan selalu merasa hidup kita penuh dengan kenikmatan.
Mengenai kekurangan, jangan begitu dipikirkan. Ingatlah, bahwa di samping
kekurangan itu, allaoh telah memberikan kelebihan pada diri kita. Semoga kita
menjadi lebih bijak, lebih baik dan lebih bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar