Si Mbah yang Dermawan
Oleh : Imam Syafi'i
Hari
jum’at telah tiba, tiba saatnya pula bagi umat muslim untuk menunaikan
kewajiban yaitu melaksanakan sholat jumat. Hari jumat merupakan hari yang
paling utama (afdhal) dari semua hari dalam sepekan. Dia adalah hari yang penuh
barakah. Maka, sepantasnya sebagai seorang muslim memanfaatkan hari yang mulia
dan barakah ini dengan ibadah-ibadah yang sunnah maupun wajib. Sejak pagi aku
tidak ada kegiatan, namun bukan berarti aku menganggur. Ada pekerjaan yang
harus kuselesaikan. Baru pukul 10 aku telah bersiap-siap menunaikan ibadah
sholat jum’at di masjid tak jauh dari tempat aku tinggal yaitu pesma midroor.
Aku kenakan pakaian terbaik yang kumiliki, karena memang itu salah satu sunnah
yang harus kita lakukan manakala akan menunaikkan sholat jumat atau pergi
kemasjid, selain potong kuku, perbanyak sholawat, memakai wewangian dan mandi
tentunya.
Lalu
setelah keadaanku siap untuk berangkat menuju masjid, aku biasa melewati sebuah
rumah tak lain dan tak bukan adalah rumah simbah yang tidak jauh dari tempat
tinggalku, aku memang biasa melewatinya, namun kali ini ada yang berbeda di
perjalanku menuju masjid, dari kejauhan nampak simbah berdiri ditepi jalan,
didepan rumahnya seperti menunggu seseorang, semakin dekat aku melangkah dan
simbah nampaknya memanggilku, dengan sapaan ramah “lee mau ke masjid?” aku pun
menjawab “nggeh mbah mau kemasjid dengan wajah dan senyum sumringah” “mau titip
ini lee, sambil mengulurkan tangannya kehadapanku, masukkan kekotak amal ya”
tambahnya. “nggeh mbah saya masukkan kekotak amal” jawabku dengan sedikit
tertegun. Bagaimana tidak? Simbah yang hidup sederhana dan sebatang kara
belakang kuketahui masih sempat dan berfikir untuk menyisihkan sebagian uangnya.
Terus ku langkahkan kakiku menuju masjid mendoakan simbah semoga selalu dalam
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah Allah SWT. Amin.
Kebaikan
demi kebaikan yang telah simbah lakukan ini terus terngiang dibenakku, karena
aku sendiri tidak berfikir sama dengan apa yang telah simbah lakukan. Lebih ku
dahulukan penampilanku untuk berangkat kemasjid, sementara ibadah yang tak
kalah penting seperti apa yang telah simbah lakukan tidak aku siapkan. Mungkin
sebagai pelajaran bagiku sebagai kawula muda. Penampilan memang perlu tapi jangan
memandang orang dari penampilan dan statusnya, bukankah sepatu emas firaun ada
dineraka, sedangkan terompah bilal bin rabah terdengar di disurga. Shodaqoh
memang tida harus nunggu kaya, bisa kita lakukan baik dalam keadaan suka maupun
duka layaknya simbah yang menurutku dermawan ini, dan yang tak kalah penting
adalah keikhlasan, bersih dari niatan tidak ingin dipuji orang lain (riya’).
Tak apalah mungkin selama ini aku hanya bisa shodaqoh dengan senyuman kepada
siapapun yang kutemui, karena shodaqoh bisa berupa senyuman tidak melulu
materi. Hehe…dan juga perbuatan baik lainnya tentunya.
Bahkan
dilain waktu aku sudah biasa berinteraksi dengan si mbah ini, karena rasa
kasiahanku. kadang aku berkunjung kerumahnya dan membawakannya sepotong roti,
makanan, atau apalah yang masih layak bisa dibagi dengan simbah ini. karena
memang kita sesama muslim dituntut untuk berbuat baik kepada tetangga, maka
sudah semestinya aku harus bisa mempererat hubungan baik dengan tetangga, kususnya
simbah ini. Pun demikian si mbah masih sempat membalas pemberianku, bahkan bisa
lebih dari apa yang aku beri kepadanya, “ini buat kamu dan teman-temanmu”
katanya. “ndak usah mbah buat mbah saja” aku berusaha untuk menolak
pemberiannya. “ndak papa mbah masih punya banyak, ambil saja, anggap ini
shodaqoh dari mbah” jawabnya, dengan nada yang lirih, pelan, lemah lembut,
penuh keikhlasan. Begitulah setiap kali aku berkunjung kerumahnya.
Selama
ini aku beranggapan shodaqoh hanya untuk orang-orang yang mapan secara materi.
Nampaknya anggapan itu salah besar terlebih setelah melihat kebaikan demi
kebaikan yang simbah lakukan disiang dihari jumat itu dan dikesempatan lainnya,
dan usia memang bukan batasan untuk berhenti bershodaqoh. Lebih parah lagi jika
shodaqoh kita anggap akan mengurangi harta kita, justru akan melindungi harta
yang kita miliki, dan masih banyak lagi manfaat shodaqoh.
Dengan
demikian bagaimana denganku yang masih jauh lebih muda dari si mbah ini,
sungguh amat disayangkan jika amalan sederhana seperti yang telah si mbah
lakukan ini tidak aku terapkan dalam kehidupan ini, orang yang hidup dengan
begitu sederhana saja mampu memberi, bagaimana dengan kita? dan insyaAllah jika
kita istiqomah dengan amalan shodaqoh yang kita lakukan, pada saat yang sama
kita akan menyaksikan dahsyatnya the power of shodaqoh.
Online Casino Site | Lucky Club
BalasHapusOnline Casino Review: Our Rating of ✓100+ New Online Casinos ✓ Play 카지노사이트luckclub Hundreds of Slots for Real Money and Win Huge Jackpots! Join Lucky Club and get a